Tentang Saya

Lahir di Desa Rerang, Kecamatan Damsol, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah pada 23 November 1976. Berkat pengalaman dan semangat menjadi wartawan saat masih di dunia kampus, akhirnya saya mencintai pekerjaan ini hingga sekarang.

Saat ini saya bekerja sebagai wartawan Kantor Berita Negara, ANTARA. Sebelumnya saya sudah bekerja di beberapa media cetak harian, radio dan televisi. Namun saya memutuskan untuk bergabung di ANTARA tahun 2006. Saat itulah hingga kini saya berkarya di ANTARA.

Karir jurnalis yang saya tekuni sudah cukup lama, tapi saya selalu merasa belum cukup. Banyak sekali pengetahuan tentang jurnalistik yang belum saya dapatkan.

Pekerjaan jurnalis bagi saya perlu ditekuni dan dicintai, sebab profesi yang satu ini berbeda dengan yang lain. Kawan saya bilang bekerja di dunia jurnalis bikin cepat “tua wajah”.  Selain itu kerjaan ini juga kadang membuat orang risi. Kalau karya kita bagus orang tidak mencarinya, tapi kalau karya kita salah, kita justru dicari-cari bahkan hingga ke pangadilan sekalipun.

Hari ini saya menganggap pekerjaan jurnalis adalah pekerjaan yang mulia dan salah satu pintu untuk berbuat kebajikan. Tugas jurnalis adalah mengangkat martabat sosial dan menempatkannya pada tempat yang benar. Masih banyak ketidakadilan, kecurangan, kemiskinan, tindakan kejahatan yang bisa memberi dampak sosial yang besar, dan itu tugas kami untuk mengungkapkannya. Berilah kepercayaan kepada kami untuk melakukannya meski hanya dengan kekuatan pena.***

14 respons untuk ‘Tentang Saya

  1. lemantoliz 4 Oktober 2009 / 12:31 am

    sya senang da orang yang memperhatikan para petani coklat ditoli2…karena selama ini kinerja dinas pertanian ditolitoli ckup memperihatinkan…palagi perhatian kepetani mimpi..??? by petani yang bodoh…

    • adhanet 29 Oktober 2009 / 7:33 am

      Pak Lemantoliz. Sy menulis soal keterpurukan kakao di daerah kita karena sy melihat langsung jeritan petani di lapangan. Para petani kakao kita sekarang ini bingung, akibat tdk berproduksinya kakao. Kita berharap program Gernas yang diluncurkan pemerintah tahun 2009 bisa memperbaiki kerusakan kakao yg kian hari belakangan ini kian merosot produksinya. Trims…

  2. agus faisal said 29 Januari 2010 / 6:04 pm

    mantap boz

  3. pelangi senja 25 Agustus 2010 / 10:02 am

    iya sy sepakat itu,,,karena sy jg geluti,,,anouncer..di tempat abang dulu…

  4. As Rifai 7 Februari 2011 / 1:58 am

    Salam Bloger, Terus Berkarya untuk Kemajuan Media dan Civil Society Sulteng

    • adhanet 7 Februari 2011 / 1:38 pm

      Thank’s atas kepercayaannya…

  5. Wiwi A.Bello 22 Agustus 2011 / 2:14 pm

    pak… salam kenal ya.. sy juga org rerang loh…
    hahahaa… kakakku…kpn kita bs ketemu lg…..

    • adhanet 16 Oktober 2011 / 2:28 pm

      Eh.. Wiwi.
      Tulisan mengenai Rerang sementara dalam proses. Sy belum posting karena rencana mau sy masukkan dalam buku saya.

      Salam sama keluarga… Sukses selalu.

  6. Anonim 19 September 2012 / 9:52 am

    Ka’ Adha….Jangan Lupa Tulisan tentang Pangalasiang juga, sy kira banyak hal-hal yg belum terexpose….hehehe….Salam Kenal Ka’ dr Putra Pangalasiang…..

  7. Ct Miesz 8 Februari 2014 / 9:00 am

    Assalam….dalam beberapa minggu ini saya terfikir untuk membuat carian di google mengenai suku Buol di Sulawesi Tengah. Saya ingin tahu mengenai masyarakat Buol dan adakah desa kelahiran saudara Adha tidak jauh dari Bunobugu? Dan adakah Bunobugu itu sebuah desa? Saya sangat mengharap akan mendapat info tentang ini…

    • adhanet 13 Februari 2014 / 2:46 am

      Walaikum salam, Buol dgn daerah kelahiran saya cukup jauh. Di antarai oleh satu kabupaten. Bonubogu itu adalah kecamatan, yang letaknya lebih jauh lagi dari ibu kota Buol. Buol adalah satu rumpun suku bangsa yang memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat sendiri. Buol merupakan daerah perbatasan Sulawesi Tengah dengan provinsi Gorontalo.

  8. Ct Miesz 11 Februari 2014 / 12:59 pm

    Untuk perhatian saudara adha, saya teringin sekali untuk mengetahui tentang Bunobugu kerana ayah saya dilahirkan dan dibesarkan di sana….kami langsung tidak pernah ke sana, tetapi ayah saya selalu bercerita mengenainya suatu waktu dahulu….

  9. adhanet 13 Februari 2014 / 3:00 am

    Ct Miesz, sekarang menetap di mana? Adakah saudara anda di sana? Sy secara pribadi, tdk begitu paham secara mendalam tentang Bunobogu. Sy kenal daerah ini sepintas setelah adanya kejadian gempa bumi yang menggoyang daerah itu hingga banyak org kehilangan tempat tinggal.

    • Anonim 27 April 2014 / 6:16 am

      saudara adha, allahyarham ayah saya telah berhijrah ke Sabah, Malaysia sewaktu zaman mudanya. Pada ketika itu, tentera Jepun menguasai tempat itu. Allahyarham ayah saya telah berkahwin dengan ibu saya yang merupakan orang tempatan di sini. Allahyarham ayah saya ingin kembali ke sana setelah beberapa tahun tinggal di sini , tetapi keadaan tidak pernah mengizinkan. Sehinggakan pada saat-saat akhir sebelum beliau meninggal, beliau juga menyuarakan hasrat untuk kembali ke sana.
      Tentang saudara-mara saya di sana, kemungkinan besar memang ada, sebab allahyarham ayah saya mempunyai ramai adik-beradik sewaktu beliau meninggalkan tempat itu. Sebenarnya saya dan adik-beradik saya merasa cukup terkilan kerana tidak dapat menunaikan hasrat beliau sebelum beliau meninggal. Tetapi, keadaan sekarang hampir tidak memungkinkan untuk saya dan adik-beradik saya menjejaki ahli keluarga di sana. Tetapi, sekurang-kurangnya, saya mendapat sedikit maklumat tentang tempat itu sudah cukup memadai.

Tinggalkan Balasan ke As Rifai Batalkan balasan